Cara belajar memperhitungkan pendapat orang lain

Cara belajar memperhitungkan pendapat orang lain
Cara belajar memperhitungkan pendapat orang lain

Video: JARAK MOBIL DEPAN DAN KITA BISA DIUKUR MUDAH DENGAN TRIK INI SAAT DI JALAN RAYA 2024, Mungkin

Video: JARAK MOBIL DEPAN DAN KITA BISA DIUKUR MUDAH DENGAN TRIK INI SAAT DI JALAN RAYA 2024, Mungkin
Anonim

Keras kepala dan tanpa kompromi adalah dua minus terbesar dalam karakter seseorang. Orang-orang semacam itu tidak mengakui pendapat orang lain, mereka menganggap sudut pandang mereka sebagai satu-satunya yang benar dan tidak perlu didiskusikan dan disangkal. Karena alasan inilah orang-orang seperti itu sering tetap sendirian, tidak memiliki siapa pun untuk berbagi suka atau duka.

Namun, ini tidak berarti sama sekali bahwa momen itu terlewatkan dan semuanya hilang, karena Anda selalu dapat belajar untuk berperilaku berbeda dan mulai berkomunikasi secara normal dengan orang-orang di sekitar Anda. Ini akan membantu saran dari psikolog yang berpengalaman.

1. Sebelum mengungkapkan pendapat Anda sendiri tentang masalah apa pun, pertama-tama pikirkan beberapa kali apa yang sebenarnya akan Anda katakan.

2. Belajar mendengarkan dan memahami apa yang dibicarakan panelis lain.

3. Selalu ingat bahwa semua orang berbeda dan alasan berbeda. Setiap orang bisa benar dengan caranya sendiri, jadi jangan buru-buru berdebat.

4. Ingat bahwa semua orang bisa membuat kesalahan, jadi jangan gunakan kesalahan mereka untuk melawan mereka.

5. Ingat ketika masalah Anda dalam berkomunikasi dengan orang lain dimulai dan cobalah untuk memahami apa alasannya.

6. Pahami persis apa yang Anda rasakan ketika Anda menyangkal kata-kata yang diucapkan oleh lawan bicara: sukacita, kesombongan, kesedihan, kejengkelan, dll. Jika Anda memahami perasaan apa yang membanjiri Anda saat ini, maka alasan perilaku ini akan menjadi jelas bagi Anda.

Alasan ketidakmampuan untuk memperhitungkan pendapat orang lain

Mungkin ada beberapa alasan mengapa seseorang tidak dapat mendengarkan dan menerima argumen orang lain:

1. Keegoisan. Orang dengan karakter egois sama sekali tidak terbiasa menerima pendapat orang lain selain dari pendapat mereka sendiri. Mereka percaya bahwa semua yang mereka katakan adalah kebenaran tertinggi, dan kata-kata mereka tidak perlu disangkal.

2. Kompleks anak-anak. Cukup sering, anak-anak yang menderita kompleks inferioritas atau rasa malu yang berlebihan tidak dapat menemukan bahasa yang sama dengan orang lain. Ketika mereka tumbuh dewasa, mereka menjadi tertutup, tidak kenal kompromi dan keras kepala, yang tidak memungkinkan mereka menerima kenyataan bahwa orang lain bisa benar.

3. Pendidikan yang tidak benar dan permisif. Ketika orang tua terlalu sibuk dan tidak punya cukup waktu untuk berurusan dengan anak, tetapi hanya membeli cinta dan kasih sayangnya, dia belajar untuk mencapai apa yang dia inginkan dengan cara apa pun. Melihat bahwa orang tua memanjakannya dalam segala hal dan tidak berdebat, ia memahami keunggulannya atas orang-orang dan belajar untuk memanipulasi mereka. Itulah sebabnya dalam kehidupan dewasa dan mandiri, ia tidak tahu bagaimana mendengarkan dan setuju dengan lawan bicaranya.