Bagaimana menghadapi konformisme

Daftar Isi:

Bagaimana menghadapi konformisme
Bagaimana menghadapi konformisme

Video: Belajar Kata Ilmiah - Part 5: Paradoks & Konformitas 2024, Juli

Video: Belajar Kata Ilmiah - Part 5: Paradoks & Konformitas 2024, Juli
Anonim

Konformisme adalah suatu bentuk perilaku di mana individu tidak menentang dirinya sendiri ke masyarakat, berusaha memenuhi standarnya sebanyak mungkin. Di satu sisi, kualitas seperti itu berguna untuk sosialisasi, tetapi di sisi lain, itu dapat menyebabkan penurunan kepribadian.

Siapa konformis?

Konformis adalah orang-orang yang diterima di komunitas mana pun, karena mereka dengan patuh menerima aturan dan norma apa pun, dengan mudah meninggalkan prinsip dan nilai mereka sendiri demi masyarakat. Tingkat konformisme tertentu melekat pada kebanyakan orang, karena tanpa kualitas ini tidak mungkin ada secara efektif dalam masyarakat manusia. Selain itu, konformisme adalah reaksi defensif yang cukup efektif, memungkinkan seseorang untuk tidak menarik terlalu banyak perhatian.

Contoh nyata konformisme diberikan oleh Hans Christian Andersen dalam dongeng "The New Dress of the King", di mana satu-satunya non-konformis adalah anak kecil.

Namun, seperti halnya dengan sebagian besar fenomena, perilaku konformis juga memiliki aspek negatif. Pertama-tama, ini adalah penolakan sukarela untuk memiliki pendapat. Jika seseorang sangat tertarik untuk diterima ke dalam kelompok sosial tertentu sehingga dia selalu siap untuk mengorbankan sudut pandangnya, ini berarti degradasi yang signifikan dari orang tersebut. Pada akhirnya, orang-orang semacam itu menjadi tidak mampu berpikir mandiri dan mengevaluasi fakta, fenomena atau peristiwa. Paradoksnya, masyarakat menderita konformis, karena kurangnya inisiatif, kelembaman, dan kepasifan dari anggotanya menyebabkan stagnasi.

Banyak psikolog, seperti Erich Fromm, percaya bahwa konformisme adalah harga yang bersedia dibayar orang untuk menghilangkan kesepian, meskipun itu menghancurkan "aku" mereka.