Warna dan suasana hati, apakah ada hubungan?

Warna dan suasana hati, apakah ada hubungan?
Warna dan suasana hati, apakah ada hubungan?

Video: 38 Fakta Tubuh Wanita yang Selalu Terbayang di Pikiran Saya 2024, Juni

Video: 38 Fakta Tubuh Wanita yang Selalu Terbayang di Pikiran Saya 2024, Juni
Anonim

Sangat sering, warna apa yang orang pilih dalam kehidupan sehari-hari dapat menentukan suasana hati seseorang. Tetapi hal yang paling menarik adalah kemungkinan untuk mendiagnosis dengan mengamati tren dalam perilaku manusia atau menggunakan salah satu tes warna. Misalnya, salah satu tes Lusher yang paling populer dapat membantu dalam tugas semacam itu.

Bahkan sebelum mempelajari bidang psikologi ini, banyak ilmuwan mengklaim bahwa dominasi warna gelap pada pakaian berarti tanda suasana hati yang tertekan dalam diri seseorang. Namun, hipotesis ini belum dikonfirmasi.

Selama percobaan, banyak subjek mengklaim bahwa warna favorit mereka adalah hitam, tetapi pada saat yang sama mereka adalah orang-orang yang benar-benar bahagia dan dalam suasana hati yang baik. Dengan data empiris seperti itu, hipotesis seperti itu telah runtuh.

Fakta menarik lainnya yang dapat ditetapkan oleh para ilmuwan adalah bahwa sekelompok subjek yang menggunakan warna-warna cerah, bahkan asam, tertekan untuk waktu yang agak lama, dan suasana hati mereka telah mencapai titik pandang kritis maksimum. Para ilmuwan menjelaskan hasil khusus ini sebagai refleks tanpa syarat yang mirip dengan hewan. Jadi, misalnya, meskipun banyak hewan buta warna, mereka dapat membedakan antara warna-warna cerah. Karena itu, bagi banyak hewan, warna-warna cerah adalah sinyal bahaya dan menyebabkan reaksi agresif.

Reaksi serupa dapat dilihat pada beberapa orang yang menggunakan warna-warna cerah di pakaian mereka. Tetapi sudut pandang ini masih belum menemukan konfirmasi yang pasti, dan karena itu tetap dalam daftar dugaan.

Indikator reaksi dan suasana hati terhadap skema warna adalah indikator individual yang dapat meningkatkan indikator suasana hati dan berkontribusi pada penurunannya.

Sudut pandang lain yang sedang dikembangkan adalah preferensi untuk skema warna dari prevalensi jenis pemikiran. Sebagai contoh, orang-orang yang memiliki pemikiran kreatif yang lebih berkembang lebih menyukai warna-warna cerah dan beragam, dan orang-orang dengan pemikiran konservatif lebih menyukai nada yang berkelanjutan: putih, hitam atau krem, yaitu, pilihan klasik.

Namun, penelitian di bidang ini masih berlangsung dan para ilmuwan selama beberapa dekade tidak dapat sampai pada pendapat umum tentang apakah ada hubungan antara pilihan skema warna dan indikator suasana hati dan apa sifat dari terjadinya koneksi semacam itu.